8 Cara Lindungi Anak dari Ancaman Pedofilia
Ilustrasi pedofilia (Foto : Istimewa)
Jakarta, Kabar28.com, - Ancaman pedofilia bisa datang dari mana saja. Untuk itu, kita sebagai orang tua harus melakukan langkah-langkah perlindungan pada anak.
"Pelaku pedofilia bisa ada di mana saja, bahkan di kehidupan sehari-hari si anak, baik itu orang asing maupun orang yang dikenal," tutur dr Andri, SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera.
Pada artikel bagian pertama, sudah disebutkan bahwa percaya pada anak, tidak menyebarkan nomor handphone anak, hingga pemberian pendidikan kesehatan reproduksi merupakan langkah penting untuk melindungi anak.
Oleh karena itu, simak penjelasan tentang beberapa cara melindungi anak dari ancaman pedofilia di artikel bagian kedua berikut ya:
1. Waspada tanpa mengekang
dr Andri mengingatkan orang tua untuk waspada namun tetap proporsional. Dalam artian, anak jangan dikekang.
"Mengekang anak dengan tidak membiarkannya berinteraksi dengan orang lain malah tidak baik untuk perkembangan mentalnya ke depan," papar dr Andri.
2. Jaga keutuhan keluarga
Rumah tangga yang rusak bisa membuat anak tumbuh tanpa figur ayah yang peduli atau ibu yang penyayang. Hal ini bisa membuat anak mencari perhatian dari orang dewasa lain di sekitarnya.
"Seorang anak yang sedih, kesepian atau penuh konflik lebih mudah dimanipulasi oleh pedofil," pesannya lagi.
3. Biarkan anak bercerita
Ketika anak bercerita tentang pengalaman yang bernuansa seksual, jangan bereaksi berlebihan. Dengarkan mereka sampai habis agar orang tua mendapatkan cerita yang utuh dan jelas.
Bereaksi berlebihan malah membuat anak diam dan akhirnya menyimpan detail ceritanya sendiri.
4. Jika butuh, bawa ke profesional
Jangan ragu untuk membawa anak ke tenaga profesional terlatih seperti psikiater, psikolog anak, atau psikolog klinis jika ia sulit bercerita. Anak sulit bercerita jika merasa tertekan dan dipaksa untuk membahas terus-menerus oleh orang-orang disekitarnya.
"Laporan anak seharusnya didapatkan dari satu kali cerita yang didengarkan oleh orang yang memahami bagaimana memperoleh informasi dari anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual atau pedofilia," tutupnya.
Sumber : detiknews.com