BPJS Kesehatan Gandeng 22.103 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
cara Public Expose Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2017 BPJS Kesehatan / dok. (foto:istimewa)
Jakarta, Kabar28.com -Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggandeng22.103 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada 2017. Kemitraan ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan meningkatkan indeks kepuasan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
FKTP yang menjadi mitra BPJS Kesehatan meliputi puskesmas, Dokter Praktik Perorangan (DPP), klinik TNI/Polri, klinik pratama, rumah sakit D pratama, dan dokter gigi praktik perorangan. Sementara di tingkat Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 2.385 yang meliputi rumah sakit dan klinik utama.
"Pada tahun 2017, pemanfaatan di FKTP mencapai 150,3 juta, di poliklinik rawat jalan rumah sakit sebesar 64,4 juta, dan rawat inap di rumah sakit sebanyak 8,7 juta. Jika ditotal, maka ada 223,4 juta pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh tingkat pelayanan," jelas Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam acara Public Expose Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2017 di Jakarta, Rabu (16/05/2018).
Dari jumlah tersebut, Fachmi menambahkan, jumlah rata-rata pemanfaatan fasilitas kesehatan per hari mencapai 612.055. Jika diakumulasi dari 2014 hingga 2017, jumlah pemanfaatan fasilitas kesehatan tersebut mencapai 640,2 juta.
Dengan pelayanan yang maksimal, indeks kepuasan fasilitas kesehatan yang melayani pasien JKN-KIS secara total mencapai 75,7% pada 2017 dan indeks kepuasan peserta JKN-KISmencapai 79,5%. Angka-angka tersebut termasuk dalam kategori tinggi dan sesuai angka yang ditetapkan pemerintah.
Indeks kepuasan tersebut, diperoleh dari hasil survei yang dilakukan kepada seluruh peserta JKN-KIS dalam beberapa kategori. "Ini hasilnya dari survei pada komposisi peserta JKN-KIS yang terdiri dari PPU Penyelenggara Negara, PPU Badan usaha, PBI APBD, pekerja mandiri, dan bukan pekerja," jelasnya.
Untuk membayar iuran, saat ini ada 12.606 kantor cabang dan 59.937 unit ATM bank mitra BPJS Kesehatan (Mandiri, BRI, BNI, dan BTN) yang siap melayani pembayaran iuran peserta JKN-KIS. Peserta JKN-KIS juga bisa membayar iuran melalui internet banking, sms banking, mesin EDC, autodebet, mobile banking, jaringan minimarket, Kader JKN, Kantor Pos, Pegadaian, aplikasi Go-Jek, hingga PayTren, dan sebagainya.
Sementara jumlah pendapatan iuran JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan pada 2017 mencapai Rp 74,25 triliun. Jika diakumulasikan selama 4 tahun, maka total iuran JKN-KIS telah mencapai Rp 235,06 triliun.
"Sebanyak 92,3 juta jiwa Penerima Bantuan Iuran telah dibayarkan iurannya oleh pemerintah dengan akumulasi sebesar Rp 89,9 trilun.", kata Fachmi.
Untuk mengoptimalkan kepuasan dan memudahkan peserta JKN-KIS dalam mengakses pelayanan, BPJS Kesehatan juga meluncurkan aplikasi Mobile JKN yang bisa diunduh melalui Play Store maupun App Store.
"Aplikasi Mobile JKN bisa diunduh melalui ponsel berbasis Android dan iOS, di mana peserta dapat melihat iurannya sudah atau belum dibayar, mengubah data, melakukan pendaftaran, skrining kesehatan, dan sebagainya ," tambahnya lagi.
Melalui aplikasi tersebut, peserta dapat menggunakan berbagai fitur yang tersedia untuk mendapatkan layanan JKN-KIS dengan lebih mudah.
Untuk diketahui, JKN-KIS juga dinilai mampu menghindarkan masyarakat dari risiko jatuh miskin akibat membayar biaya pelayanan kesehatan penyakit katastropik yang biayanya cukup tinggi. Menurut Fachmi, pengeluaran masyarakat untuk iuran JKN-KIS bisa dianggap sebagai investasi karena Program JKN-KIS terbukti mampu melindungi keluarga dari kemiskinan akibat penyakit berbiaya mahal.
Hal itu diperkuat dengan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI di 2017 karena pada 2016 Program JKN-KIS telah menyelamatkan 1,16 juta orang dari kemiskinan. Tak hanya itu, JKN-KIS juga telah melindungi 14,5 juta orang miskin dari kondisi kemiskinan yang lebih parah.
"Dengan adanya JKN-KIS, 1 juta orang terselamatkan agar tidak jatuh miskin," ujar Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto saat memberikan sambutan di acaraPublic Expose Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2017.
Sumber:detik.com