Singapura Belum Dapat Tawaran sebagai Tuan Rumah Pertemuan AS-Korut
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.(foto istimewa)
Singapura, Kabar28.com - Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyatakan, sejauh ini Singapura belum menerima tawaran menjadi tuan rumah rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
“Saya belum menerima undangan apapun” ucap Vivian, Jumat (20/4/2018), seperti dilaporkan oleh The Straits Times.
Vivian menyatakan, Singapura menyambut baik rencana pertemuan kedua kepala negara itu. Namun, dia menolak berkomentar lebih jauh apakah Singapura akan menerima jika diminta untuk menjadi tuan rumah.
“Saya tidak ingin mendahului kedua negara” lanjut Vivian.
Singapura disebut-sebut sebagai salah satu calon tuan rumah pertemuan bersejarah itu seperti dilaporkan The New York Times.
Pemerintahan Trump sedang mengkaji sejumlah calon tuan rumah di negara ketiga, termasuk Singapura, Vietnam. Selain itu, Swedia dan Swiss juga masuk bursa kemungkinan lokasi pertemuan Trump dan Kim.
Ibu kota Mongolia, Ulanbator, juga menjadi kandidat namun kemungkinannnya kecil. AS dan Korut hampir dipastikan tidak akan menjadi tuan rumah, demikian juga dengan Panmunjom, desa yang terletak di Zona Demiliterisasi Korea.
Kim diperkirakan tidak menginginkan negara yang berlokasi terlalu jauh dari Korut, karena kondisi pesawat kepresidenan yang sudah cukup tua.
Pertemuan diperkirakan akan digelar di akhir Mei atau awal Juni tahun ini, dan belum ada tanggal pastinya.
Singapura memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan Korut, kendati "Negeri Singa" ini tidak luput dari kritik karena sejumlah perusahaannya melakukan perdagangan dengan Korut.
Jika menjadi tuan rumah, ini bukan kali pertama bagi Singapura untuk menjadi penyelenggara pertemuan bersejarah kedua kepala negara yang berseteru.
Singapura menjadi tuan rumah bersejarah pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-Jeou pada November 2015.
Pertemuan kedua kepala negara itu merupakan yang pertama sejak berakhirnya Perang Sipil China pada 1950.
Sumber:kompas.com