Sudah 2 Bulan Jalan Pelawe-BTS Ulu Rusak Parah
Kondisi jalan rusak
MUARA BELITI, Kabar28.com,- Sejak dua bulan terakhir akses jalan dari Desa Pelawe menuju kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu), Kabupaten Musi Rawas (Mura) rusak parah.
Akses jalan desa tersebut memang masih tanah dan sudah dilakukan penimbunan dengan tanah merah sejak tahun 2017 lalu.
Namun sayangnya, proses pengerjaan jalan tersebut belum dituntaskan dengan pengerasan, sehingga disaat musim penghujan seperti saat ini akses jalan itu sangat licin dan susah dilalui.
Akibatnya hasil bumi masyarakat setempat seperti karet dan sawit susah dibawa keluar desa. Bahkan anak-anak yang mau berangkat ke sekolah jadi terhambat, mirisnya terpaksa banyak yang harus membawa pakaian pengganti karena belum sampai sekolah baju sudah kotor.
“Jalan di desa kami ini memang sudah diperbaiki. Tapi, setelah ditimbun tidak juga dikeraskan. Akibatnya sekarang kondisinya justru lebih parah dibanding sebelum diperbaiki,” ungkap Andi Lala.
Andi juga mengungkapkan tak hanya akses menuju keluar desanya saja yang rusak parah. Namun juga jalan di dalam desanya juga banyak yang rusak dan susah dilalui.
“Total ada lima titik akses jalan yang rusak parah. Pertama rusak dari simpang Pelawe, paling parah berada di Tebing Sekenet, kalau mobil tonase tinggi pasti tidak bisa lewat,” katanya.
Selain akses menuju desa Pelawe, jalan rusak juga terjadi di akses menuju wilayah Hutan Tanaman Industri (HTI) Kecamatan Muara Lakitan.
Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (PUBM), Aidil Rusman mengatakan, terkait masalah rusaknya jalan penghubung kecamatan BTS Ulu menuju desa Pelawe itu bukan tanggung jawab pihaknya.
Melainkan tanggung jawab dari perusahaan. “Pembangunan jalan Simpang semambang sampai simpang Jene itu dikerjakan oleh perusahaan. Mungkin belum diperbaiki paska penimbunan itu karena sekarang masih musim penghujan,” ujarnya.
Sedangkan untuk jalan desa poros desa Sembatu Jaya yang mengerjakannya dan melakukan penimbunannya memang dikerjakan oleh dinas PUBM. Hanya mengerjakan distop karena musim penghujan.
“Panjangnya kurang lebih 200 meter, karena pasca penimbunan kemarin harusnya langsung dilakukan pengerasan. Namun karena hujan akhirnya stop dan itu masih tanggung jawab dari kontraktor,” ungkapnya. (app/rel)