Menteri Bambang: Pemanfaatan Zakat dan Wakaf Belum Optimal di Level Nasional


Bambang Brodjonegoro (Foto : istimewa)
Yogyakarta, Kabar28.com, - Menteri Perencana Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, acara ekonomi syariah atau 2nd Islamic Finance Conference untuk bisa membentuk kolaborasi publik dan swasta untuk mencapai target meminimalkan kemiskinan dan kesenjangan.
"Tujuan SDG untuk menunjukkan komitmen dari komunitas global untuk mengurangi kesenjangan dan kemiskinan," ungkap Bambang di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (24/8/2017).
Menurutnya, pengentasan kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia sangat penting dilakukan. Untuk mengatasi kedua masalah tersebut juga diperlukan investasi.
"Spending nasional sudah naik, saat ini pemerintah meningkatkan JKN. Sumber-sumber potensial pembiayaan harus dimanfaatkan. Sebagai negara mayoritas muslim ada potensi yang terpendam yang kalau digunakan bisa memacu pengentasan kemiskinan dan kesenjangan," jelasnya.
Dirinya mengatakan, potensi besar yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi kedua masalah Indonesia tersebut adalah wakaf dan zakat.
"Keuangan syariah, zakat dan wakaf misalnya. Beberapa pemerintah lokal sebenarnya sudah mengkorporasi zakat dan wakaf misal di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Namun dalam level nasional Indonesia masih belum optimal dalam hal ini," tukasnya.
Sumber : okezone.com